Kereta pun berjalan maju dan meninggalkan stasiun tempat di mana gadis kecil beralis tebal bermata cemerlang itu. Meski ia sudah jauh dari dari gadis kecil itu tetap saja gadis kecil itu berada di fikirannya. Entah apa yang di lakukan gadis kecil di sana. Di bilang gelandangan juga perawakannya bukan seperti gelandangan karena bajunya bersih, sikapnya mantap dan muka nya tidak seperti gelandangan pada umumnya.
Perjalanan terus berlanjut, tak sadar ternyata ia sudah sampai di kota J. Di sana sang tokoh utama akan pergi menemui temannya yang menjajikannya akan memperkenalkannya pada adiknya yang dia bilang cantik seperti artis india itu.
Setelah sampai di rumah kenalannya itu sang tokoh utama di perkenankan masuk oleh kenalannya yang bernama sahlan itu. Saat tokoh utama masuk rumah sahlan tersebut terlihat sepi dan tidak da orang lain selain sahlan. Karena sahlan bilang jika kedua orang tuanya tidak berada di rumah. Di rumah tersebut hanya ada sahlan dan adiknya saja. Seketika tokoh utamanya pun senang ketika mendengar berita tersebut, tapi ia mencoba untuk tidak memperlihatkannya. Sang tokoh utamanya pun penasaran dengan adik yang akan di kenalkan padanya. Yang di ceritakan cantik seperti bintang film kesukaan tokoh utama dalam cerpen ini. Memang seperti yang sahlan bilang ia cantik beralis tebal matanya cemerlang, seketika ia ingat akan gadis kecil beralis tebal dan bermata cemerlang yang ia lihat di stasiun.
Seorang adik yang sebelumnya akan di kenalkan kepada tokoh utama tak lain dan tak bukan adalah istri sahlan sendiri. Tokoh utama sedikit kecewa memang ketika mendengar ternyata gadis cantik bermata cemerlang yang ia sebut adiknya itu ternyata istrinya. Sahlan merupakan seorang yang suka berbicara panjang lebar tanpa ia peduli yang di ajak bicara itu mendengarkannya atau tidak.
Tapi kecantikan istri sahlan membuat sang tokoh utama terus memikirkannya, tanpa ia pedulikan obrolan sahlan. Sampai pada akhirnya tepukan tangan sahlan di lengan tokoh utama membuat ia sadar, dan mungkin sahlan pun mengetahui apa yang ia pikirkan. Istrinya memang jarang sekali berbicara, ia lebih sering menggunakan bibirnya untuk tersenyum dan bernyanyi, suara istri sahlan juga cukup bagus. Ia juga menyukai lagu-lagu india, seperti lagu kesukaannya yang ia sering nyanyikan.
Lalu sahlan menceritakan bagaimana ia bisa menikah dengan istrinya itu, yang bernama Shakila. Ternyata kisah sahlan tak jauh berbeda dengan kisah sang tokoh utama. Mereka berdua sama-sama menjumpai seorang gadis bermata cemerlang di stasiun S, yang kemudian di ketehui ternyata gadis itu adalah anak asuh dari kawan ibu sahlan yang di temukan olehnya, kawan ibu sahlan pun telah berusaha mencari orang tua dari bayi yang ia namai Shakila tersebut tapi tak kunjung menemukannya dan sekarang gadis kecil beralis tebal bermata cemerlang itu menjadi istri sahlan. Sedangkan sang tokoh utama tiba-tiba melihat gadis beralis tebal bermata cemerlang itu datang dengan senyuman yang manis sekali. Senyuman yang ia harapkan dari kali pertama melihat gadis kecil beralis tebal bermata cemerlang tadi. Enatah dari mana datangnya gadis yang ia lihat di tasiun kereta tadi.
Cerita pendek ini sangat menarik, kata-kata yang digunakan oleh A. Mustofa Bisri dalam cerita ini mudah di pahami. Kejadian dalam cerita ini pun tidak mudah di tebak, yang menggunakan sudut pandang orang pertama “keakuan”. Akhir ceritanya juga membuat penasaran pembaca, termasuk saya.
Dari apa yang telah di tulis oleh A. Mustofa Bisri ini saya agak sedikit bingung, ada beberapa pertanyaan yang ada di benak saya, yaitu siapakah sebenarnya si gadis kecil beralis tebal bermata cemerlang yang dilihat sang tokoh utama di stasiun S. Dan bagaimana juga si gadis kecil beralis tebal bermata cemerlang itu bisa tiba-tiba datang dengan senyuman yang manis kepada sang tokoh utama. Apakah ada kaitannya antara gadis kecil beralis tebal bermata cemerlang yang tokoh utama lihat dengan istri sahlan yang juga mempunyai mata cemerlang itu?.
Tidak ada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak saya, karena akhir cerita yang menggantung tanpa kejelasan. Mungkin akan lebih baik jika akhir cerita itu diperjelas agar tidak membuat pembaca merasa kecewa dengan akhir ceritanya. Karena mungkin pembaca yang lain juga ingin mengetahui hal yang sama seperti apa yang muncul di benak saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar